1.
Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan
adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan
terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,
yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (over
behaviour) (Soekidjo Notoatmodjo, 2007). Dan menurut Kun Maryati & Juju
Suryawati (2001), pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia
tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki semua
suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman,
intuisi, wahyu, logika, atau kegiatan yang bersifat coba-coba (trial and error). Sedangkan menurut
Martin & Oxman (1988) dalam Kusrini (2006), pengetahuan merupakan kemampuan
uantuk membentuk model mental yang menggambarkan objek dengan tepat dan
mempresentasikan dengan aksi yang dilakukan terhadap suatu objek.
2. Tingkatan
Pengetahuan
Perngetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan :
a.
Tahu (knowledge)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu dari seluruh badan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tersebut tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
yang diketahui, dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi
lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintetis menjunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaiuan terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian ini didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada (Soekidjo Notoatmodjo, 2007).
3.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Wahid Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin, Khoirul Rozikin, & Supradi
(2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain:
a.
Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa
semakin tinggi pengetahuan seseorang, semakin mudah pula menerima informasi,
dan akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Dan sebaliknya
jika tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
b.
Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapan menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung
c.
Umur
Dengan bertambahnya umur, seseorang akan mengalami perubahan pada aspek
fisik dan psikologis (mental). Perkembangan pada aspek fisik secara garis besar
ada empat katagori perubahan pertama,
perubahan ukuran, kedua, perubahan
proporsi, ketiga, hilangnya
cirri-ciri lama, keempat, timbulnya
ciri-ciri baru.
d.
Minat
Sebagai suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada
akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
e.
Pengalaman
Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang untuk berinteraksi
dalam lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman seseorang kurang baik
seseorang akan berusaha untuk melupakan namun jika pengalaman terhadap objek
tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat
mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula
membentuk sikap positif dalam kejiwaannya.
f.
Kebudayaan
lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempuyai pengaruh besar
terhadap pembeentukan sikap kita.
g.
Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat
seseorang untuk mendapatkan pengetahuan baru.
4.
Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan tingkatan
diatas (Soekidjo Notoatmodjo, 2007).
Menurut Arikunto (2006) dalam A.Wawan & Dewi M (2010), pengetahuan
seseorang dapat diketahui dan dipresentasikan dengan skala yang bersifak
kualitatif, yaitu:
a.
Baik : Hasil presentase 76% – 100%
b.
Cukup : Hasil presentase 56% - 75%
c.
Kurang : Hasil presentase < 56%
Dikutip dari A. Wawan dan Dewi M
Comments