1.
Pengertian Sikap
Sikap
merupakan suatu rekasi atau respons
seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap suatu stimulus (Wahid Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin, Khoirul Rozikin, & Supradi, 2007). Sedangkan menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007), sikap
merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatui stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tundakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku. Sikap itu
masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka.
Menurut Sunaryo
(2004), Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek
dan situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaaan tertentu, dan
memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respons dan berprilaku dalam
cara tertentu yang dipilihnya.
2. Sifat
dan Ciri-Ciri Sikap
Menurut
Heri Purwanto (1998) dalam A.Wawan & Dewi M (2010), sikap dapat pula
bersifat positif maupun negatif:
a.
Sikap
positif cenderung tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek
tertentu.
b.
Sikap
negative terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, dan tidak
menyukai objek tertentu.
Ciri-ciri sikap adalah
sebagai berikut:
a.
Sikap
bukanlah dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan
sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
b.
Sikap
dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
berubah-ubah pada orang-orang bila terdapat keadaan dan syarat-syarat tertentu
yang mempermudahkan sikap pada orang itu.
c.
Sikap
tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap
suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari, atau berubah
senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan
jelas.
d.
Objek
sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan
dari hal-hal tersebut.
e.
Sikap
mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang
membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki orang.
3.
Komponen Pokok dan Tingkatan Sikap
Menurut
Allport (1954) dalam Soekidjo Notoadmodjo (2007) sikap memiliki 3 komponen
pokok :
a.
Kepercayaan
(keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
b.
Kehidupan
emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c.
Kecenderungan
untuk bertindak (tend to behave)
Seperti halnya dengan
pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan:
a.
Menerima
(receiving)
Menerima diartikan bahwa
orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b.
Merespon
(responding)
Memberikan jawaban apabila
ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu
indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah,
adalah berarti orang menerima ide tersebut.
c.
Menghargai
(valuing)
Mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
tingkat tiga.
d.
Bertanggung
jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang
paling tinggi.
4.
Pengukuran Sikap
Pengukuran
sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat
ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek. Misalnya,
apabila rumah ibu luas, boleh dipakai untuk kegiatan posyandu? Atau saya akan
menikah ketika saya berumur 25 tahun (sangat setuju, tidak setuju, sangat tidak
setuju) (Soekidjo Notoadmodjo, 2007).
Sedangkan
menurut Azwar (2005) dalam A.Wawan & Dewi M
(2010), pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap
seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu
mengenai objek sikap yang hendak diungkapkan. Pernyataan sikap mungkin berisi
atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimat yang
bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut dengan
pernyataan yang favourable.
Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi pernyataan negative mengenai
objek sikap yang bersifat tidak mendukung. Pernyataan ini disebut dengan
pernyataan yang tidak favourable.
salah satu metode
pengukuran sikap adalah dengan menggunakan skala likert. Dengan skala ini
responden diminta untuk membubuhkan tanda cek (a) pada salah satu jawaban
dari lima kemungkinan jawaban yang tersedia “sangat setuju”, ”setuju”, “tidak
tentu”, “tidak setuju”, “sangat tidak setuju” (Suharsimi Arikunto, 2010).
Comments