BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belakangan ini masyarakat dihantui rasa takut
dalam mengkonsumsi produk-produk Cina, baik itu berupa makanan, kosmetik, pasta
gigi, bahkan mainan, tentang formalin yang terdapat di beberapa bahan makanan.
Formalin ini dijadikan salah satu zat untuk mengawetkan makanan, sehingga
makanan akan lebih lama bertahan. Sebenarnya penggunaan formalin ini telah lama
ditambahkan dalam makanan, namun tindakan dari badan POM kurang tegas dalam
mengambil kebijaksanaan. Dalam makalah kali ini “Mie Formalin” akan membahas tentang mie yang mengandung formalin.
Dibanding desinfektan lain sehingga lebih
dipilih untuk mengawetkan mayat. Bahan pengawet ini, menurut Kepala Pusat
Penelitian Kimia LIPI, Dr. Leonardus Broto Kardono, sebetulnya berbentuk padat
dengan sebutan formaldehida atau dalam istilah asingnya ditulis formaldehyde.
Zat yang sebetulnya banyak memiliki nama lain berdasarkan senyawa campurannya
ini memiliki senyawa CH2OH yang reaktif dan mudah mengikat air. Bila zat ini
sudah bercampur dengan air barulah dia disebut formalin.
Meskipun dalam udara bebas
formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya
dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang ‘formalin’ atau
‘formol’ ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali
yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung
beberapa persen metanol untuk membatasi polimerisasinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
Formalin?
2. Bagaimana ciri – ciri
produk makanan yang mengandung formalin ?
3. Bagaimana efek dan
bahaya formalin terhadap tubuh?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui tentang formalin
2.
Untuk mengetahui ciri- ciri produk formalin
3.
untuk menambah wawasan tentang formalin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna
dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid
dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet. Formalin dikenal luas sebagai bahan pembunuh
hama ( desinfektan ) dan banyak digunakan dalam industri. Sejauh ini,
pemanfaatannya tidak dilarang namun setiap pekerja yang terlibat dalam
pengangkutan dan pengolahan bahan ini harus ekstra hati-hati mengingat risiko
yang berkaitan dengan bahan ini cukup besar.
Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran
dengan nama berbeda-beda antara lain: Formol , Morbicid , Methanal , Formic
aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane,
Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene
glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, Trioxane
a.
Penggunaan
formalin
- Pembunuh kuman sehingga
dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang, dan pakaian.
- Pembasmi lalat dan
berbagai serangga lain.
- Bahan pada pembuatan
sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahan peledak.
- Dalam dunia fotografi
biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas.
- Bahan pembuatan pupuk
dalam bentuk urea.
- Bahan untuk pembuatan
produk parfum.
- Bahan pengawet produk
kosmetika dan pengeras kuku.
- Pencegah korosi untuk
sumur minyak.
- Bahan untuk insulasi
busa.
- Bahan perekat untuk
produk kayu lapis (plywood).
- Cairan pembalsam (
pengawet mayat ).
- Dalam konsentrasi yang
sangat kecil ( < 1% ) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang
konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pemcuci piring, pelembut,
perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan pembersih karpet.
b.
Penggunaan formalin yang salah
Penggunaan formalin yang salah adalah hal
yang sangat disesalkan. Melalui sejumlah survey dan pemeriksaan
laboratorium,ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai
pengawet. Praktek yang salah seperti
ini dilakukan produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab.
Beberapa contoh produk yang sering mengandung formalin misalnya ikan segar,
ayam potong, mie basah dan tahu yang beredar di pasaran. Yang perlu diingat,
tidak semua produk pangan mengandung formalin.
2.2
Ciri-ciri
produk pangan yang mengandung formalin
Seperti telah dipaparkan di muka, bahwa
terdapat sejumlah produk yang secara sengaja ditambahkan formalin sebagai
pengawet. Untuk memastikan apakah sebuah produk pangan mengandung formalin atau
tidak memang dibutuhkan uji laboratorium. Kita sebaiknya berhati-hati bila
menjumpai produk pangan yang mempunyai ciri sebagai berikut:
- Mie basah
Mie basah yang
awet beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak
mengandung formalin, tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat
Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat
Celsius), bau agak menyengat, tidak lengket dan mie lebih mengkilap
dibandingkan mie normal; Formaldehida atau formalin merupakan bahan kimia yang biasa dipakai untuk membasmi
bakteri atau berfungsi sebagai disinfektan. Juga berfungsi untuk mengawetkan
dan mengeringkan kulit. Sedangkan coustic soda dipakai sebagai bahan
campuran pembersih toilet dan akan menjadi panas jika terkena air.
Bahan-bahan tersebut bukan merupakan bahan aditif untuk makanan tetapi
untuk industri. Jika dikonsumsi manusia tentunya akan membawa dampak buruk pada
kesehatan. Mulai dari gangguan ringan hingga penyakit serius seperti ginjal,
kanker, dan lain-lain. Yang paling baik dan aman adalah mi buatan sendiri.
Namun, jika harus membeli mie basah ada beberapa hal yang perlu dicermati.
Berikut ini ciri-ciri mie segar atau mie basah yang memakai bahan
berbahaya:
1. Saat dipegang mie terasa sangat kenyal atau liat.
2. Selain aroma terigu biasanya tercium aroma seperti obat meskipun sudah
1. Saat dipegang mie terasa sangat kenyal atau liat.
2. Selain aroma terigu biasanya tercium aroma seperti obat meskipun sudah
berulang kali dibilas air bahkan
direbus.
3. Mie sangat liat saaat dipotong dengan sendok. Tekstur kenyalnya mirip karet
3. Mie sangat liat saaat dipotong dengan sendok. Tekstur kenyalnya mirip karet
karena yang alami kenyalnya
berasal dari gluten tepung terigu.
4. Mie tahan disimpan atau dibiarkan dalam suhu ruangan selama 1-2 hari.
5. Mie memiliki warna kuning terang yang kuat sebagai tanda jika memakai
4. Mie tahan disimpan atau dibiarkan dalam suhu ruangan selama 1-2 hari.
5. Mie memiliki warna kuning terang yang kuat sebagai tanda jika memakai
pewarna yang bukan untuk makanan.
6. Rasanya hambar, kenyal dan gurih dari tepung terigu saja
7. Harganya murah.
Sedangkan mie yang dibuat dari bahan alami memiliki ciri-ciri:
1. Saat dipegang mie terasa lembut teksturnya.
2. Beraroma tepung terigu dan sedikit bau anyir telur.
3. Mi mudah sekali putus atau patah karena tidak terlalu liat. Tekstur liatnya
6. Rasanya hambar, kenyal dan gurih dari tepung terigu saja
7. Harganya murah.
Sedangkan mie yang dibuat dari bahan alami memiliki ciri-ciri:
1. Saat dipegang mie terasa lembut teksturnya.
2. Beraroma tepung terigu dan sedikit bau anyir telur.
3. Mi mudah sekali putus atau patah karena tidak terlalu liat. Tekstur liatnya
dari gluten tepung dan telur
ayam.
4. Saat direbus airnya agak keruh karena ada tepung terigu dan telur yang ikut
4. Saat direbus airnya agak keruh karena ada tepung terigu dan telur yang ikut
terlarut di dalamnya.
5. Mie tidak tahan disimpan lama, mudah sekali berjamur terutama jika
5. Mie tidak tahan disimpan lama, mudah sekali berjamur terutama jika
memakai telur.
6. Rasanya gurih, empuk dan lembut karena memakai
telur.
7. Harganya agak mahal.
7. Harganya agak mahal.
Alternatif lain yang
cukup aman adalah membeli mie kering organik, mie dengan tambahan sayuran atau
mi kering biasa yang diproduksi oleh produsen yang memiliki sertifikat mutu
internasional. Meskipun harganya lebih mahal.
- Tahu
Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak
mudah hancur/rusak/ busuk sampai tiga hari pada suhu kamar (25
derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10
derajat Celsius), terlampau keras, namun tidak padat, bau agak mengengat;
- Ayam Potong
Ayam potong yang
berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.
- Ikan Basah
Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal,
insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, awet sampai beberapa hari dan
tidak mudah busuk; tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat
Celsius); bau menyengat;
- Baso
baso yang tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat
Celsius), teksturnya sangat kenyal;
- Ikan Asin
Ikan asin yang tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan
pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius), bersih cerah, tidak berbau khas ikan
asin.
2.3 Efek Mengonsumsi Formalin dalam Jangka Pendek
• Jika terkena mata, maka akan terjadi iritasi, gatal dan penglihatan kabur.
• Jika tertelan maka dapat menimbulkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa,
ginjal, dll.
• Jika terhirup maka dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan,
• Jika terhirup maka dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan,
batuk, diare dan gangguan paru- paru/ pernafasan.
• Gangguan menstruasi dan kemandulan pada perempuan.
• Luka pada ginjal, gangguan pernafasan, daya ingat terganggu, sulit tidur
• Gangguan menstruasi dan kemandulan pada perempuan.
• Luka pada ginjal, gangguan pernafasan, daya ingat terganggu, sulit tidur
hingga kanker otak.
• Jika bersentuhan dengan kulit dapat menyebabkan panas, mati rasa hingga
• Jika bersentuhan dengan kulit dapat menyebabkan panas, mati rasa hingga
radang kulit.
2.4 Bahaya Formalin
Formalin sangat berbahaya bila terhirup,
mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : Luka baker
pada kulit, Iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker
pada manusia
Dampak
formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat
- Akut : efek pada
kesehatan manusia langsung terlihat : sepert iritasi, alergi, kemerahan,
mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing
- Kronik : efek pada
kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama
dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada
pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan
pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia
diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka
panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.
- Apabila terhirup dalam
jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala, ganggua pernafasan,
batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada
ginjal dan sensitasi pada paru Efek neuropsikologis meliputi gangguan
tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan
daya ingat berkurang. Gangguan head dan kemandulan pada perempuan Kanker
pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak
- Apabila terkena mata
dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit,
gatal-gatal, penglihatan kabur, dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan
bahan beronsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air
mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata
- Apabila tertelan maka
mulut,tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah,
dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit
kepala, hipotensi ( tekanan darah rendah ), kejang, tidak sadar hingga
koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa,
pancreas, system susunan saraf pusat dan ginjal.
Pertolongan pertama bila terjadi keracunan
akut
Pertolongan tergantung konsentrasi cairan dan
gejala yang dialami korban.Sebelum ke rumah sakit : berikan arang aktif
( norit ) bila tersedia. Jangan melakukan rangsang muntah pada korban karena
akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas.Di rumah
sakit : lakukan bilas lambung ( gastric lavage ), berikan arang aktif
(walaupun pemberian arang aktif akan mengganggu penglihatan bila nantinya
dilakukan tindakan endoskopi). Untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus
dan saluran cerna dapat dilakukan tindakan endoskopi. Untuk meningkatkan
eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodyalisis (tindakan cuci
darah), indikasi tindakan cuci darah ini bila terjadi keadaan asidosis
metabolik berat pada korban
Untuk mencegah agar tidak
terhirup gunakan alat pelindung untuk pernafasan seperti masker, kain atau alat
pelindung lainnya yang dapat mencegah kemungkinan masuknya formalin kedalam
hidung atau mulut Lengkapi alat ventilasi dengan penghisap udara ( exhaust fan
)yang tahan ledakan
·
Gunakan
pelindung mata / kaca mata,penahan yang tahan terhadap percikan Sediakan kran
air untuk mencuci mata ditempat kerjayang berguna apabila terjadi keadaan
darurat
·
Gunakan
pakaian pelindung bahan kimia yang cocok Gunakan sarung tangan yang tahan bahan
kimia
·
Hindari
makan,minum dan merokok selama berkerja, cuci tangan sebelum makan
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Formalin merupakan merek dagang dari
formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida, bentuknya gas.
Formaldehida awalnya disintesa oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun
1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.
Formaldehida bisa dihasilkan dari membakar
bahan yang mengandung karbon. Dikandung dalam asap dari kebakaran hutan,
knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan
dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan
hidrokarbonmetabolitorganisme, termasuk manusia. Lain dengan yang ada di
atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai
kebanyakan
Meskipun dalam udara bebas formaldehida
berada dalam wujud gas, tapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar
larutan 37% menggunakan merk dagang formalin atau formol). Dalam air,
formaldehida mengalami polimerisasi, sedikit sekali yang ada dalam bentuk
monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk
membatasi polimerisasinya.
Formaldehida bisa membentuk trimer siklik,
1,3,5-trioksan atau polimer linier polioksimetilen. Formasi zat ini menjadikan
tingkah laku gas formaldehida berbeda dari hukum gas ideal, terutama dalam tekanan
tinggi atau udara dingin
3.2 Saran
Menghindari dan cermat dalam
memilih makanan yang aman dan bebas dari bahaya zat– zat tertentu terutama
formalin adalah salah satu upaya dalam mengurangi resiko keracunan zat formalin.
DAFTAR PUSTAKA
http://mily.wordpress.com/2009/09/10/bahaya-formalin-2/
Comments